|
Judul : Lesson Study
Waktu : 4 Jam Pelajaran @ 45 Menit
A. Tujuan Mata Sajian
Setelah mengikuti
mata diklat ini peserta diharapkan mampu,
1.
Memahami model Pembelajaran
2.
Memahami tentang pembelajaran berbasis CTL
3.
Memahami Pembelajaran Kontekstual berbasis Cooperative
Learning
4.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
5.
Mengimplementasikan Model Pembelajaran di sekolah
B. Ruang Lingkup Materi
1.Model
Pembelajaran
2.Contextual
Teaching and Learning
3.Komponen
Contextual Teaching and Learning
4.Cooperative
Learning
5.Penerapan
Model dalam Pembelajaran
C. Prosedur Pembelajaran
|
|
|
25 ‘
70’
150’
|
||||||||
D. Uraian Pembelajaran
No.
|
Kegiatan
|
Waktu (menit)
|
1
|
Pembukaan
-
Membangun kesiapan mental dan emosional peserta
-
Memberikan pertanyaan dasar tentang materi kajian
|
25 ‘
|
2
|
Pokok/Inti
Inti 1
Informasi tentang :
-
Model Pembelajaran
-
Contextual Teaching and Learning
-
Komponen Contextual Teaching and Learning
-
Pembelajaran Kontekstual berbasis Cooperative Learning
-
Penerapan Model dalam Pembelajaran
Inti 2
Diskusi, tanya jawab dan kerja
kelompok :
-
Menganalisis model pembelajaran
-
Membuat Rencana Pembelajaran
Inti 3
Simulasi dari hasil kerja kelompok
|
70 ‘
150 ‘
180’
|
3
|
Penutup (Review)
-
Fasilitator memberikan penguatan dan kesimpulan
-
Penutup
|
25 ‘
|
E. Evaluasi
Untuk
kepentingan proses penentuan apakah peserta telah mampu mengusai mata sajian
ini, maka dilakukan proses penilaian terhadap tugas-tugas hasil peserta dan
post test yang diberikan, serta melakukan pengamatan selama proses kegiatan
berlangsung.
F. Alat Bantu
1.OHP dan
transparansi
2.LCD
3.Lembar
kerja
4.Kertas
koran
5.Spidol
transparan
6.Buku
sumber
G. Daftar Pustaka
BPTP, (2004), Manajemen Kelas Pendekatan Transaksi, Bandung: Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Dave Meier, (2002), The Accelerated Learning Handbook, Bandung: Kaifa
FX. Muhadi, E. Catur Rismiati (2003), Metode Pembelajaran Ekonomi,
Jakarta; direktorat PLP
Indrawati (1999), Model-Model Pembelajaran IPA, Bandung; PPPG IPA
Mel Siberman, (2002), Active
Learning, Yogyakarta; YAPPENDIS
Nurhadi, dkk (2003), Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK,
Malang; UNM
...............
(2005). PP no. 19 Standar Nasional Pendidikan ,. Jakarta; Depdiknas
|
Judul : Lesson Study
Waktu : 12 Jam Pelajaran @ 45 Menit
LESSON STUDY
A.
Latar Belakang
Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik
melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk
membangun learning community. Jadi lesson study merupakan suatu strategi bagaimana meningkatkan
keprofesionalan guru dari guru oleh guru dan untuk guru. Oleh karena itu,
peserta perlu memahami pengertian lesson study dan langkah-langkah
pelaksanaannya serta mempraktekkannya. Untuk ini disusun materi pelatihan
tentang pengertian lesson study dan langkah-langkah pelaksanaannya,
serta bagaimana menyusun perangkat pembelajaran yang dapat dipahami dan
dipraktekkan oleh para guru sesuai dengan perangkat yang telah direncanakan.
Untuk dapat
menyusun perangkat pembelajaran, khususnya rencana pelaksanaan pembelajaran (lesson
plan), selain penguasan materi ajar, guru perlu mempertimbangkan karakteristik
siswa dan strategi/model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa yang dihadapinya. Untuk ini disusun materi pelatihan sebagai
tindak lanjut dari Program Pelayanan Peningkatan Mutu Pendidikan (PPMP) yang
telah dilaksanakan mengenai strategi pembelajaran yang inovatif melalui Lesson
Study dan cara menyusun desainnya, termasuk model pembelajaran sebagai
alternatif pelaksanaan Lesson tudy tersebut.
Rencana
pembelajaran dan perangkat lainnya yang telah disusun secara matang,
selanjutnya perlu dipraktekkan di depan kelas. Apakah dengan mempraktekkan
rencana pembelajaran dan perangkat lainnya tersebut dapat nyata-nyata dapat
mengaktifkan belajar siswa, siswa tampak memahami materi ajar, siswa
termotivasi belajarnya, dan siswa tampak senang dan bergairah dalam belajar?
Untuk mengetahui hal-hal tersebut dengan benar, maka disajikan materi pelatihan
tentang evaluasi pelaksanaan lesson study dan cara menyusun
instrumennya.
Selanjutnya, agar model-model pelaksanaan lesson study tersebut
dapat dicontoh atau sebagai bahan kajian, maka pelaksanaan lesson study perlu
didokumentasikan dengan baik. Untuk ini disusun
materi pelatihan teknik dokementasi agar para peserta dapat melakukan
dokumentasi kejadian-kejadian dalam pembelajaran yang menarik untuk dijadikan
bahan kajian.
B. Strategi, Metode dan Model Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran
§ Cara
Pendidik menyajikan isi pelajaran dalam lingkungan pendidikan yang meliputi
sifat, ruang lingkup dan urutan-urutan ruang lingkup peristiwa yang memberikan
pengalaman-pengalaman pendidikan (Gerlach & Ely)
§ Suatu
metoda pendidikan untuk mengubah pengetahuan menjadi belajar. Yang belajar
adalah perubahan perilaku individu dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor
( Anthony S. Jones, dkk)
§ Metode
dalam arti luas yang mencakup perencanaan sekaligus pelaksanaan yaitu memilih
dan menentukan Pendekatan dalam penyampaian bahan pengajaran, tujuan belajar,
sumber bahan pelajaran, metode, media dan teknik pengajaran dan peranan siswa
dalam KBM
Dari
uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pembelajaran merupakan
pendekatan dalam mengelola kegiatan pembelajaran, dengan mengintegrasikan
komponen urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi, menerapkan metode dan
model, sumber dan media pembelajaran serta waktu yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara
efektif dan efisien.
2. Pendekatan
Pendekatan
adalah suatu usaha dalam aktivitas kajian atau interaksi dalam suasana
tertentu, dengan individu atau kelompok melalui penggunaan metode-metode
tertentu secara efektif. Pendekatan pembelajaran sebagai proses penyajian
materi pokok kepada siswa untuk mencapai kompetensi tertentu dengan suatu
metode atau beberapa metode pilihan. Dengan demikian pendekatan dapat dikatakan
lebih luas dari metode.
Pendekatan harus bersandar kepada :
§ sasaran
apakah yang didekati
§ berorientasi
pada apakah yang terkadung dalam menyajikan itu
§ filosofis
apakah yang terkandung dalam cara menyajikan itu
§ bagaimana
mengawali langkah cara penyajian itu
3. Metode
§ Metode
secara harfiah adalah cara teratur dan terpikir baik untuk mencapai maksud atau
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan sesuatu kegiatan guna mencapai
tujuan teratur (KBBI, 2000 : 652)
§ Metode
pembelajaran adalah cara menyampaikan bahan pengajaran yang efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu dan
merupakan bagian kegiatan dari pendekatan pembelajaran dan strategi
pembelajaran (Sulaeman, 1992)
§ Cara yang
dipilih untuk menyampaikan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan belajar
§ Metode
pembelajaran sebagai cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh dan
memberikan pelatihan), isi pembelajaran kepada siswa untuk mencapai kompetensi
tertentu.
Macam-macam Metode Pembelajaran
a.
Metode Ceramah yaitu cara
menyajikan bahan pembelajaran dengan tutur lisan. Metode ceramah merupakan
suatu bentuk interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran dimana guru
menjadi pusat/titik tumpuan keberhasilan proses belajar mengajar.
b.
Tanya Jawab yaitu cara menyajikan
bahan pembelajaran dengan tanya jawab atau dialog. Metode tanya jawab
menggambarkan adanya keaktifan baik guru maupun siswa di dalam proses
pembelajaran. Namun keaktifan siswa sangat tergantung pada keaktifan guru,
penguasaan guru terhadap teknik-teknik bertanya dan jenis pertanyaan.
c.
Metode diskusi adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang mendiskusikan suatu topik atau masalah yang
dilakukan oleh dua orang siswa atau lebih, ataupun antara siswa dan guru, yang
mempunyai perhatian sama terhadap masalah tersebut sehingga diperoleh pemecahan
masalah. Ada beberapa jenis diskusi, antara lain diskusi kelas, diskusi
kelompok, sumbang saran (brainstorming), dan sebagainya.
d.
Metode Kerja Kelompok
yaitu bentuk pembelajaran yang menitikberatkan pada interaksi antara anggota
yang satu dengan yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas secara
bersama-sama.
e.
Metode Penugasan dapat diartikan
sebagai suatu bentuk pembelajaran yang ditandai dengan adanya pemberian tugas
oleh guru terhadap siswa baik secara perorangan maupun kelompok, yang
dikerjakan secara langsung pada saat itu ataupun melalui tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa di rumah.
f. Metode simulasi yaitu metode
menirukan peran tertentu yang dikemas dalam proses pembelajaran.
4. Model Pembelajaran
§ Model
sebagai representasi suatu sistem yang dipandang dapat mewakili sistem yang
sesungguhnya. Visualisasi dirumuskan melalui aktivitas mental berupa berpikir
(ways of thinking) tertentu untuk melakukan konkritisi atas fenomena yang
abstrak .
§ Model
adalah bentuk representasi akurat, sebagai proses aktual yang memungkinkan
seseorang atau kelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Hal itu
merupakan interpretasi atas hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari
beberapa sistem. (Mills, 1989).
§ Model
Pembelajaran adalah Suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola
pembelajaran tertentu. Dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru, siswa,
sumber belajar yang digunakan didalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem
lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada siswa.
Tujuan
utama perumusan model adalah : (1)
memberikan gambaran atau deskripsi kerja sistem
untuk periode tertentu, dan di dalamnya secara implisit terdapat
seperangkat aturan untuk melaksanakan perubahan, atau memprediksi cara sistem
beropersi di masa depan; (2) memberikan gambaran tentang fenomena tertentu
menurut diferensiasi waktu atau memproduksi seperangkat aturan yang bernilai
bagi keteraturan sebuah sistem; (3) memproduk model yang mempresentasikan data
dan format ringkas dengan kompleksitas rendah.
Ciri-ciri Model Pembelajaran
1.
Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari ahli
tertentu
2.
Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu karena
masing-masing model yang dirancang oleh
para ahli memiliki tujuan yang berbeda
3.
Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan
pembelajaran di kelas
4.
Memiliki perangkat bagian model yang terdiri dari : a)
urutan langkah pembelajaran, b) prinsip reaksi, c) sistem sosial, dan d) sistem
pendukung
5.
Memiliki dampak sebagai akibat penerapan model
pembelajaran, yaitu dampak pembelajaran dan dampak pengiring.
Menurut
M. Weil dan B. Joice, Model Pembelajaran adalah rencana atau pola pelajaran
yang dapat digunakan untuk membentuk dan mengembangkan kurikulum untuk
mendesain pembelajaran dalam mata pelajaran tertentu.
Pengertian
model pembelajaran dalam konteks ini, merupakan landasan praktik pembelajaran
hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar, yang dirancang
berdasarkan proses analisis yang diarahkan pada implementasi kurikulum 2004 dan
implikasinya pada tingkat operasional di depan kelas.
C.
Contextual Teaching and
Learning (CTL)
Terdapat beberapa karakteristik pembelajaran kontekstual
yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut :
1.
Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful
connections)
Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan
berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai anggota masyarakat.
2.
Melakukan kegiatan yang signifikan (doing significant
work)
Siswa melakukan pekerjaan yang signifikan: ada tujuan,
berhubungan dengan orang lain, penentuan
pilihan dan ada hasil/ produk nyata.
3.
Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning)
Siswa dapat mengatur sendiri sebagai orang yang aktif
dalam mengembangkan minatnya secara individual maupun kelompok.
4.
Bekerjasama (collaborating)
Siswa bekerjasama dan saling berkomunikasi dalam kelompok
5.
Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative
thinking)
Siswa dapat
menggunakan tingkat berpikir yang
lebih tinggi secara kritis dan kreatif, seperti menganalisis, memecahkan
masalah, membuat keputusan.
6.
Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the
individual)
Siswa memelihara pribadinya, dengan memberi perhatian,
memotivasi dan memperkuat diri sendiri, tentunya dengan dukungan orang lain
dan guru.
7.
Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards)
Siswa mengenal dan mencapai standar yang tinggi, guru
memotivasi siswa untuk mencapainya.
8.
Menggunakan penilaian autentik (using autenthic assessment)
Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks
dunia nyata untuk suatu tujuan yang bermakna.
Sementara Nurhadi
(2002:20) menyebutkan karakteristik pembelajaran berbasis CTL dicirikan adanya
:
1.
Kerjasama
2.
Sharing dengan teman
3.
Menyenangkan, tidak membosankan
4.
Belajar dengan bergairah
5.
Menggunakan berbagai sumber
6.
Siswa aktif, kritis, dan guru kreatif
7.
Dinding kelas penuh dengan hasil karya siswa
8.
Laporan kepada orang tua
bukan hanya raport, melainkan hasil karya siswa, laporan hasil
praktikum, karangan, dll.
D.
Komponen Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pembelajaran
kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan
antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata,
sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil
belajar dalam kahidupan sehari-hari. Melalui proses penerapan kompetensi dalam
kehidupan sehari-hari, peserta didik akan merasakan pentingnya belajar dan
mereka memperoleh makna yang mendalam terhadap apa yang dipelajarinya.
Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah
memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik dengan menyediakan berbagai
sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi
pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar. Lingkungan belajar yang
kondusif sangat penting dalam menunjang pembelajaran kontekstual, dan
keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan.
Ada tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari
pembelajaran kontekstual dikelas yaitu :
1.
Konstruktivisme
Merupakan
landasan berpikir (filosofi) pembelajaran kontekstual yaitu bahwa pengetahuan
dibangun oleh manusia sedikit-demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui
kontek yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil
dan diingat, manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengalaman nyata. Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa
siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks kesituasi
lain apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri
2.
Menemukan
(Inquiry)
|
|
|
|
|
Inquiry adalah suatu ide yang kompleks
yang berarti banyak hal bagi banyak orang dalam banyak konteks. Inquiry adalah
bertanya yang baik harus berhubungan dengan apa yang dibicarakan, dapat dijawab
sebagian atau keseluruhan, dapat diuji dan diselidiki secara bermakna.
Pengetahuan
dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat
seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu
merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang
diajarkannya. Siklus inquiry adalah sebagai berikut :
-
Observasi
-
Bertanya
-
Mengajukan dugaan
-
Pengumpulan data
-
Penyimpulan
3.
Bertanya (Questioning)
Merupakan
induk dari strategi pembelajaran kontekstual, awal dari pengetahuan, jantung
dari pengetahuan dan aspek penting dari pembelajaran. Orang bertanya karena
ingin tahu, menguji, mengkonfirmasi, mengapersepsi, mengarahkan / menggiring,
mengaktifkan skemata, men-judge, mengklarifikasi, memfokuskan dan
|
|
|
|
menghindari kesalahpahaman.
Guru
menggunakan pertanyaan untuk menuntun siswa berpikir, membuat penilaian secara
kontinyu terhadap pemahaman siswa bukan penjejalan berbagai informasi penting
yang harus dipelajari siswa.
Dalam sebuah
pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk :
-
menggali informasi, baik administrasi
maupun akademis
-
Mengecek pemahaman siswa
-
Membangkitkan respon kepada siswa
-
Mengetahui sejauhmana keingintahuan
siswa
-
Mengetahui hal-hal yang sudah
diketahui oleh siswa
-
Memfokuskan perhatian siswa pada
sesuatu yang dikehendaki guru
-
Untuk membangkitkan lebih banyak lagi
pertanyaan dari siswa
-
Untuk menyegarkan kembali pengetahuan
siswa
Guna
mengembangkan berbagai bentuk pertanyaan, sebaiknya guru menggunakan kata kunci
bertanya yaitu 5 W dan 1 H (What, Where, When, Who, Why dan How)
4.
Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep
Learning Community ini bertujuan supaya hasil pembelajaran diperoleh dari
kerjasama dengan orang lain. Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak
ada pihak yang dominan dalam komunikasi.
Setiap
pihak harus merasa bahwa setiap orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman,
atau keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari.
5.
Pemodelan (Modelling)
Merupakan
proses membahasakan gagasan yang dipikirkan, mendemontrasikan bagaimana guru
menginginkan para siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan
agar siswa – siswanya melakukan
6.
Refleksi (Reflektion)
Merupakan
cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang
tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dimasa lalu atau merupakan gambaran terhadap kegiatan atau pengetahuan
yang baru saja diterima. Realisasinya dapat berupa :
-
pernyataan langsung tentang apa-apa
yang diperoleh hari itu
-
catatan atau jurnal di buku siswa
-
kesan dan saran siswa mengenai
pembelajaran hari itu
-
diskusi
-
hasil karya, dll.
7.
Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Merupakan
prosedur penilaian pada pembelajaran kontekstual yang mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
-
Harus mengukur semua aspek
pembelajaran, proses, kinerja dan produk
-
Dilaksanakan selama dan sesudah proses
pembelajaran berlangsung
-
Menggunakan berbagai cara dan berbagai
sumber
-
Tes hanya salah satu alat pengumpul
data penilaian
-
Tugas-tugas yang diberikan kepada
siswa yang nyata setiap hari
-
Penilaian harus menekankan kedalaman
pengetahuan dan keahlian siswa bukan keluasannya ( kuantitas)
Secara
singkat pembelajaran kontekstual merupakan proses pendidikan secara holistik
dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna pelajaran yang dipelajarinya
dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan sehari-hari (konteks
pribadi, sosial dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan
yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer dari suatu
permasalahan/konteks permasalahan/ke konteks lainnya.
E.
COOPERATIVE LEARNING
Suatu strategi
belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja
atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Lima unsur dasar dalam Cooperative Learning adalah (1) tatap muka, (2)
komunikasi antar anggota, (3) tanggungjawab perseorangan, (4) saling
ketergantungan positif, (5) proses kelompok).
Langkah-langkah
CL adalah sebagai berikut :
- Pendahuluan
- Penyajian Informasi
- Pengelompokan siswa
- Evaluasi
- Penghargaan
Beberapa teknik
dalam pembelajaran kooperatif ( Cooperative Learning )
- Numbered Head Together (NHT)
Langkah-langkah :
q Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam
setiap kelompok mendapat nomor
q Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya
q Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
q Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor
yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
q Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru
menunjuk nomor yang lain
q Kesimpulan
q Penutup
- Jigsaw
Langkah-langkah :
q siswa dibagi 5 kelompok, masing-masimg kelompok
beranggotakan 5 orang
|
|
|
|
|
q Setiap kelompok diberi bagian materi tugas yang
berbeda
q Tiap orang dalam kelompok diberi kesempatan untuk
memilih tugas yang disenangi
q Anggota dari kelompok yang berbeda yang telah
mendapat materi tugas yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli)
untuk mendiskusikan materi tugas
|
|||||||||||
|
|
|
|
q Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota
kembali ke kelompok asal (kelompok yang serangkai) dan bergantian menyampaikan
hasil diskusi kelompok ahli kepada teman satu tim mereka yang mereka kuasai dan
tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh secara bergantian
|
|
|
|
|
q Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
q Guru memberi klarifikasi selama proses
q Penutup
- Student Teams Achievement Divisions ( STAD )
Langkah-langkah :
q Membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi,
jenis kelamin, suku, dll)
q Guru menyajikan pelajaran
q Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan
oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan pada anggota
lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
q Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa.
Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
q Guru memberi evaluasi
q Kesimpulan
q Penutup
- Think – Pair – Share
Langkah-langkah :
q Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang
ingin dicapai
q Siswa diminta untuk berfikir tentang
materi/permasalahan yang disampaikan guru, dikerjakan secara individual
q Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya
(kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
q Diskusi dengan pasangan kelompok lain (4 orang)
q Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya
q Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan
pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan
para siswa
q Guru memberi kesimpulan dan klarifikasi
q Penutup
- Cooperative Script
Metode belajar dimana
siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan,
bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
q Guru membagi siswa untuk berpasangan
q Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca
dan membuat ringkasan
q Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan
sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
q Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin,
dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
q Sementara pendengar :
·
Menyimak/mengoreksi/menunjukkan
ide-ide pokok yang kurang lengkap
·
Membantu
mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau
dengan materi lainnya
·
Bertukar peran, semula
sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan
seperti di atas.
q Kesimpulan dan
klarifikasi guru
q Penutup
- Examples Non Examples
Langkah-langkah :
q Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran
q Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan
melalui OHP
q Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada
siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
q Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil dari analisa gambar tersebut dicatat pada
kertas
q Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil
diskusinya
q Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
q Kesimpulan
q Penutup
- Make A Match
Langkah-langkah :
q Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep atau topik yang cocok/sesuai (sebaiknya satu bagian kartu soal dan
bagian lainnya kartu jawaban)
q Setiap siswa mendapat satu buah kartu
q Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang
dipegang
q Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu
yang cocok dengan kartunya/soal dan jawabannya
q Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum
batas waktu diberi poin
q Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
q Demikian seterusnya
q Kesimpulan
q Penutup
- Snowball Throwing
Langkah-langkah :
q Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
q Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil
masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi, dan
masing-masing kelompok membahas materi yang berbeda
q Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya
masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada
temannya
q Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar
kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi
yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
q Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain
q Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan
diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam
kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
q Guru memberi kesempatan kepada kelompok pembuat
pertanyaan untuk menyempurnakan jawabannya
q Guru memberikan klarifikasi dan evaluasi
q Kesimpulan
q Penutup
- Cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC )
Langkah-langkah :
q Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang
secara heterogen
q Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik
pembelajaran
q Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan
ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar
kertas
Sebagai contoh : kliping tentang
masalah-masalah aktual seperti musibah tsunami dan gempa bumi di Aceh
q Siswa mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
q Guru membuat kesimpulan bersama
q Penutup
- Artikulasi
Langkah-langkah :
q Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
q Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
q Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok
berpasangan dua orang
q Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan
materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat
catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
q Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan
hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah
menyampaikan hasil wawancaranya
q Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang
sekiranya belum dipahami siswa
q Kesimpulan/penutup
Pada penerapannya
di kelas, model ataupun teknik pembelajaran seperti yang tertulis di atas tidak
mutlak, artinya hanya sebuah alternatif pilihan, diharapkan guru dapat
mengaplikasikan model-model tersebut disesuaikan dengan kondisi siswa dan
lingkungan sekolah masing-masing. Selain itu, melihat pula kesesuaian indikator
dan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Masing-masing model atau teknik
pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga model yang satu belum
tentu cocok untuk diterapkan pada semua materi/ pokok bahasan.
Satu hal yang
perlu diperhatikan oleh para guru bahwa dengan penerapan model atau
teknik-teknik pembelajaran tidak berarti guru sama sekali meninggalkan metode
ceramah. Pemberian informasi kepada siswa masih dipandang penting namun perlu
diselingi dengan berbagai model pembelajaran yang dapat membuat suasana
pembelajaran lebih hidup dan menyenangkan bagi siswa maupun guru.
Untuk menunjang
pembelajaran kontekstual agar berjalan dengan baik, sebelumnya guru perlu
merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang berisi skenario
tahapan-tahapan tentang apa yang akan dilakukan guru dan siswa sesuai dengan
topik yang akan dibahas. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media
untuk mencapai tujuan tersebut, langkah-langkah pembelajaran, dan penilaian
yang sebenarnya.
F.
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1.
Landasan
PP NO 19 TAHUN
2005 Pasal 20
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi
ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar
2.
Pengertian RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana
Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1
(satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
3.
Alur RPP
4.
Komponen RPP
Komponen RPP
minimal
-
Tujuan Pembelajaran
-
Materi Ajar
-
Metode pembelajaran
-
Sumber Belajar
Penilaian Hasil Belajar
5.
Format RPP
Contoh Format RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran :
…
Kelas/Semester : …
Pertemuan
Ke- :
…
Alokasi Waktu :
…
Standar Kompetensi : …
Kompetensi Dasar : …
Indikator : …
|
||||
|
||||
|
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
v Kegiatan Awal : …
v
Kegiatan Inti : …
v
Kegiatan Akhir : …
|
|
||
|
6.
Langkah-langkah menyusun RPP
-
Mengisi kolom identitas
-
Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan
yang telah ditetapkan
-
Menentukan SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan yang
terdapat pada silabus yang telah disusun
-
Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan
Indikator yang telah ditentukan
-
Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/
pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari
materi pokok/pembelajaran
-
Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan
-
Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari
kegiatan awal, inti, dan akhir.
-
Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan
-
Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh
soal, teknik penskoran, dll
DAFTAR PUSTAKA
BPTP, (2004), Manajemen Kelas Pendekatan Transaksi, Bandung: Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Dave Meier, (2002), The Accelerated Learning Handbook, Bandung: Kaifa
FX. Muhadi, E. Catur Rismiati (2003), Metode Pembelajaran Ekonomi,
Jakarta; direktorat PLP
Indrawati (1999), Model-Model Pembelajaran IPA, Bandung; PPPG IPA
Mel Siberman, (2002), Active
Learning, Yogyakarta; YAPPENDIS
Nurhadi, dkk (2003), Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK,
Malang; UNM
...............
(2005). PP no. 19 Standar Nasional Pendidikan ,. Jakarta; Depdiknas
|
1.
Buatlah kelompok dengan masing-masing anggota 5 orang!
2.
Buatlah analisis model pembelajaran kelas VIII semester I
(satu)!
3.
Buatlah satu contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dengan satu model dan teknik pembelajaran yang Anda tentukan sendiri
4.
Laporkanlah hasil diskusi kelompok dan presentasikan di
depan kelompok lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar